Nama resmiKu Hendra Marta Yudha, keluarga dan teman2 masa kecilKu mengenalKu dengan nama Adung, tetapi BapakKu sendiri memanggilKu dengan panggilan Har. Aku Dilahirkan 57 tahun lalu disebuah desa kecil bernama Sungai Gerong, masa kecilKu, pendidikanKu, kuhabiskan di desa yang sama.
Sekolah DasarKu kuselesaikan didua sekolah dasar yang berlokasi ditempat yang sama, yaitu SD Taman Siswa I dan SD Taman Siswa III pada tahun 1967 sampai dengan 1972. Masa-masa sdKu kulalui dengan berbagai peristiwa. Main bola kaki, main kasti, dan berenang di sungai adalah hal yang lumrah kami lakukan. Tidak banyak lagi nama-nama teman sdKu yang bisa aku ingat, hanya beberapa, antara lain: Madik, Hasan, Alimin, Machmud, Zaidan (sekarang jadi dosen Unsri juga), Syam, Asman, Tuti, Sri, dll
Dua hal penting yang selalu kuingat pada masa sdKU, pertama tidak ada kata berhenti dalam belajar dan yang kedua kita harus meyakini bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Aku terlahir di lingkungan yang kebetulan terkendala dalam mengucapkan huruf RRRR, sampai kelas III sd pengucapan huruf R ku sebagaimana umumnya orang Palembang. Salah seorang guruKu selalu mendorong aKu untuk dapat mengucapkan huruf itu dengan cara benar, aKu dilibatkan dalam berbagai kegiatan kesenian, mulai dari menari, deklamasi dan sebagainya. Sampai akhirnya, dengan melalui berbagai tahapan, diejek, ditertawakan akhirnya aKu pun dapat mengucapkan huruf R dengan lebih baik, meski sampai sekarang belum sempurna. Pengalaman ini selalu terpatri didalam hatiku. Uwong laen pacak ngapo kito dak pacak, cuma jalan mencapai kepacak an itu yang berbeda.
Masa smpKu kuselesaikan di desa yang sama, aKu menamatkan pendidikan smpKu di SMP Bina Utama Sungai Gerong, beberapa guru favoritKu yang selalu kuingat sampai saat ini, antara lain ibu Chuzaimah D. Diem (Prof . Chuzaimah D. Diem, Phd), p Soelaiman, p Umar Suardi, ibu Maryono. Satu lagi aKu lupa nama beliau, aKu suka beliau karena cara mengajarnya sangat menarik, cepat, lugas dan penuh wibawa, tetapi aku nggak suka kepada beliau karena beliau kerap meminta aku maju kedepan, maaf Bu aku lupa namamu, beliau salah satu guru Fisika kami.
Saat ini aku sangat senang dan sekaligus merasakan kesedihan mendalam. Senang karena akhir-akhir ini aKu dapat berkomunikasi dengan beberapa teman2 smpKu. Lucunya beberapa temanKu mengingatKu karena kenakalan dan kejahilanKu terhadap teman2 perempuan, aKu merasa heran apa memang aKu seperti yang digambarkan. Tapi sudahlah kita mengingat teman2 kita dengan cara2 kita sendiri. Kenangan ini menimbulkan kesedihan bagiKu, karena saat ini gedung sekolah dan komplek tempat kami menimba ilmu dan menghabiskan masa-masa smp-sma Ku telah berubah menjadi desa tak berpenghuni dan tidak dapat dikunjungi lagi, yah Sungai Gerong, Kp. Bali dan Kp. Lama sepertinya akan menjadi kenangan kami.
Tidak seperti saudara2Ku yang lain, aKu tidak melanjutkan smaKu di Sungai Gerong (sma Bina Utama SG), niat awalKu adalah masuk sman 1, namun tuhan berkehendak lain, aKu dan lebih kurang 20 orang teman2Ku lainnya meski mengikuti tes di sman 1, kami justru diterima di sman 4. Kreasi tuhan rupanya sangat indah, aKu menerima berkah yang sangat besar, awal2 sekolahKu aku sering sakit2an dan tidak dapat mengikuti semua kegiatan sekolah, beruntung karena sekolahKu merupakan sekolah baru dan pindahan dari lokasi lain, 6 bulan pertama kegiatan sekolah tidak berjalan sepenuhnya, alhamdullilah karenaNYA aku masih bisa masuk ipa, disamping itu, di sekolah ini aKu dapat ketemu lagi dengan beberapa teman2 sdKu, yang masih ingat, antara lain: Zaidan, Sarwani, Armansyah, Jaya, Zaenal dan beberapa yang lain, mereka temanKu yang kerap membuat kami terlibat dalam perkelahian.
Beberapa hal yang selalu kuingat saat aKu bersekolah, aKu memang sedikit bandel dan mau2nya aKu. Kalau aKu laper meski jam pelajaran aKu tetap keluar kelas dan berusaha makan, namun aKu selalu ingin membuktikan meski aKu sedikit bandel aKu tetap bisa menunjukkan prestasiKu dalam belajar, bayangkan di masa sma, aKu dan beberapa teman yang kusebut diatas telah 3 kali di ancam akan di keluarkan dari sekolah. Peristiwa yang ketiga yang masih kuingat jelas. Kami karena kemalasan kami berusaha pulang lebih awal dari jam pelajaran seharusnya, untuk melaksanakan niat trsebut kami sengaja membongkar pagar kawat yang ada dibelakang kelas, nahasnya ketika kami keluar dari pagar rupanya kami sudah di tunggu oleh penjaga sekolah. Singkat cerita kepala sekolah memanggil orang tua kami. AKu sangat gelisah dan takut, selama ini Ayah dan Ibu Ku tidak mengetahui tindakan Ku selama ini, meski beliau kerap bertanya kenapa aKu pulang lebih awal, tapi alasanKu selalu sama, guru atau mata pelajaran memang kosong. Namun akhirnya solusi brilian diambil teman2Ku mereka meminta beberapa kakak2 kelas kami dari sekolah lain datang dan mengaku sebagai wali kami.
Akhirnya tanpa terasa masa smaKu berlalu begitu saja, meski karena perubahan awal tahun ajaran, masa smaKu harus kuselesaikan dalam 3,5 tahun, namun waktu berlalu begitu cepat. Satu hal yang selalu kuingat, adalah pesan guru matematika kami, beliau selalu mengatakan, kalau kalian merasa matematika kalian baik, maka kalian pasti dengan mudah dapat melewati ujian masuk ke perguruan tinggi, dan dengan sedikit sinis beliau selalu berkata “ah pak tidak yakin kalian bisa masuk PTN kalau lihat kemampuan matematika kalian, apalagi mau masuk teknik”.
Aku nggak ingat persis, kapan aKu mulai merasakan hal ini, tetapi aKu selalu berusaha menunjukan hal terbaik yang bisa kulakukan untuk membuktikan kepada orang2 yang mengejekKu atau kepada mereka yang merendahkan kemampuanKu bahwa aKu bisa lebih baik dari dugaan mereka, celakanya hal ini terbawa-bawa ketika aKu menjadi dosen, aKu kerapkali memperlihatkan kepada mahasiswaKu tentang ketidakmampuan mereka (aKu kerap menggoda/mungkin juga mengejek mereka dan mengatakan mereka nggak bisa apa2) dengan harapan mereka seperti aKu, berusaha menunjukkan bahwa aKu salah, dan mereka mampu belajar lebih baik.
Tanpa disadari aKu dan beberapa temanKU, seperti Zaidan, Zulkifli, Firdaus, Ilyas dan beberapa lainnya secara tidak sadar tertantang dengan perkataan guru Matematika + seorang lagi guru Fisika kami. Alhamdullilah kami bisa masuk PTN, Unsri dan di Fakultas Teknik lagi. Lalu apa yang kami lakukan, kami sengaja mendatangi guru kami tersebut hanya untuk memberitahukan kepada beliau bahwa kami diterima di PTN, dan yang lebih penting lagi kami diterima di Teknik, aKu kaget dengan respon guruKu, beliau sambil tersenyum berucap, pak bangga dengan kalian. Waduh rupanya aKu salah duga, aKu terlalu berburuk sangka kepada beliau, ternyata keinginan guru2 kami sangat mulia beliau menginginkan kami menjadi lebih baik, dan bagi mereka kebanggaan tersendiri murid2 beliau dapat menempuh pendidikan yang lebih baik. Jadi mereka hanya ingin memotivasi kami, dan mendorong kami agar mau melanjutkan pendidikan di Teknik. Semoga Tuhan mengampuniKu atas prasangka burukKu terhadap guru2 kami.
Masa-masa di perguruan tinggi meninggalkan kenangan tersendiri bagiKu. Masa kuliahKu di Teknik Elektro kujalani kurang lebih 6,5 tahun, masa yang panjang untuk saat sekarang, tetapi relatif cepat untuk masa itu. Berbagai kejadian terasa berlalu begitu cepat. Beberapa kejadian yang dapat kuingat antara lain bagaimana kami melakukan trik-trik kotor agar laporan praktikum Fisika Dasar kami dapat segera di acc. Trik utama yang selalu berhasil kami kerjakan adalah mengganti halaman laporan yang memang sudah benar seolah-olah menjadi halaman yang salah, dan lalu mengajukannya kembali ke asisten untuk di acc, tentu saja halaman ini segera disetujui, padahal halaman yang salah yang tidak bisa kami perbaiki hanya kami salin ulang untuk menghilangkan tanda2 coretan dari asisten yang mengoreksi, geli juga kalau ingat ini.
Kejadian lebih seru lagi saat kami mengikuti praktikum di Bandung, teman grupKu adalah Roslina Yuniar, Dadang, dan Bambang Mulyoharto (dua nama terakhir adalah kakak angkatanKu). Pada saat pelaksanaan percobaan temanKu dengan tidak sengaja merusak alat ukur yang kami gunakan (padahal menurut aturan kami harus mengganti alat ukur tersebut), lalu pikiran nakal menghampiri aKu, dengan rasa percaya diri lalu aKu mendatangi petugas yang memberikan alat ukur tersebut sambil berkata: Pak gimana sich kok kita dikasih alat yang nggak bisa dioperasikan?. Hihihi akhirnya dengan sedikit argumentasi bapak tersebut mau mengganti alat ukur tersebut, maaf pak Dadang ya aKu sudah mengerjai bapak.
Kalau soal curang dalam ujian, jujur saja aKupun pernah melakukannya, tetapi yang kuingat aKu hanya melakukannya pada saat aKu mengikuti ujian kimia dasar, selebihnya mungkin niat pernah ada, tetapi akhirnya aKu bisa melakukannya tanpa harus berlaku curang. AKu lebih suka berbagi jawaban dengan teman2Ku, terutama dengan kakak2 angkatanKu, aku akan memberikan jawaban dari soal2 yang bisa Ku kerjakan dan menyarankan mereka membuka buku tertentu untuk menemukan jawaban dari soal lainnya.
Masa-masa praktikum dan penyusunan tugas akhir yang kami jalani di Bandung membuat kami menjadi lebih dewasa, dan dapat menyampaikan sesuatu yang kita inginkan dengan lebih baik. Karena keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium yang ada di jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unsri, dan keterbatasan tenaga dosen, memaksa kami harus praktikum dan menyelesaikan tugas akhir di Bandung.
Masa praktikum ini memberikan kami pembelajaran yang jauh diluar apa yang pernah kami bayangkan. Selama ini kami merasa apa yang kami peroleh di Palembang sudah hebat, dan cukup, namun kenyataannya ketika kami harus melaksanakan praktikum di ITB Bandung barulah kami merasakan betapa apa yang kita peroleh tidaklah cukup, kita tidak boleh puas dengan apa yang kita dapatkan, kita harus menggali lebih jauh lagi tentang apa-apa yang kita pelajari. Pelajaran ini terus terpatri dalam diriku, yah kita tidak boleh puas dengan apa yang sudah kita kira cukup.
Reynaldo Zoro dan Yusra Sabri adalah dua dari sekian banyak dosen ITB yang sudah memberikan pembelajaran yang sangat berarti bagiKu. Pak Reynaldo Zoro adalah pembimbing tugas akhirKu, sedangkan pak Yusra Sabri adalah pembimbing TesisKu, namun jauh dari itu, mereka telah membimbing kami bukan hanya dalam menyelesaikan tugas akhir atau tesis, tetapi mereka membimbing kami bagaimana harus bersikap, terima kasih pak atas segala bimbingan yang telah diberikan kepada kami.
Dari beliau berdua aKu belajar bagaimana harus menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, dan tanpa kesalahan, dari beliau pula aKu belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik. Aku ingat betul untuk keperluan data Skripsi aKu harus mencari ke pabrikan, dan perpustakaan2 yang ada di Jakarta dan Bandung. Kalau aKu harus membuat surat resmi dari Unsri, berapa waktu dan uang yang harus kuhabiskan untuk bolak-balik Bandung – Jakarta - Palembang, dari beliau berdua aKu belajar bagaimana mengkomunikasikan keinginan kita dengan orang lain sehingga kita memperoleh bantuan dalam memperoleh data yang diinginkan. Rupa2nya beliau ingin melatihku berkomunikasi, dan mengemukakan keinginan kita. Buktinya semua data yang aKu perlukan sebetulnya beliau miliki, dan hal itu beliau sampaikan setelah mendengar semua ceritaKu. Pembelajaran yang sangat luar biasa bagiKu.
Aku kira ceritaKu ini cukup sampai disini, mungkin pengalamanKu menjadi dosen akan kutuangkan dalam topik yang berbeda, semoga apa yang kutulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih.